Tugas TOU2
Pengambilan keputusan terberat dalam kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani ini, pasti ada yang namanya masalah yang harus diselesaikan dengan cara mengambil keputusan yang tepat menurut masing-masing kita itu, benar dan dapat berguna bagi kehidupan kita kedepannya. dan menurut (simon,1980) Pengambilan keputusan adalah dimana setiap individu memilih tindakan alternatif yang memiliki proses mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yg terbaik.Menurut Herbert A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah utama, yaitu:
- Kegiatan Intelijen
- Kegiatan Desain
- Kegiatan Pemilihan
Model Perilaku Pengambilan keputusan
- Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
- Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
- Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
- Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
- Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
- Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situasi dibawah sadar.
Seandainya waktu bisa berulang kembali, aku pasti akan merencanakan semuanya dengan lebih sempurna, lebih beradap, dan lebih manusiawi. Tapi apa dayaku, aku manusia biasa yang bisanya hanya meretas harap dan ampunan-Nya setelah semuanya terlambat, pergaulan bebas itu telah menjeratku, bahkan kini aku harus hidup dalam separoh memory yang tiba-tiba lenyap begitu saja tanpa bekas!
Aku memang hidup bersama kedua orang tuaku yang penuh dengan aturannya yang super ketat, namun demikian, aku seorang anak yang tidak mau di atur, dan aku hanya bisa menerima setiap momen dalam hidupku saat itu, sebagai satu anugerah yang harus kusyukuri.
Saat itu aku masih duduk di bangku SMP kelas 1 sekitar umuran 14 tahun, dan Kedua orang tuaku sangatlah sayang sama aku, ketika itu juga aku mulai bergaul dengan mengikuti salah satu dari teman satu kampung dan satu sekolahan saya, kami berdua seperti anak yang bisa di bilang anak yang nekat, dengan mencoba yg namanya merokok, seiring berjalannya waktu, kami berdua mulai berani menggeluti pergaulan bebas, yang kerjaannya hanya merokok, minum, dan ironisnya kami mulai berani ngekstasi, dan bahkan menghisap ganja, hura-hura dan lainnya, disaat itu juga aku mulai mempunyai banyak teman yang saya anggap sebagai saudara sendiri, dan setiap kami berangkat kesekolah kami mulai berkumpul di gerbang depan sekolah, dan kalo semuanya sudah berkumpul, kami mulai berangkat ke sebuah tempat yang biasa tempat kami berkumpul utk melakukan pesta maksiat. entah ap yang ada di benak saya, apakah ini yang dinamamkan pencarian jati diri atau apakah kami seperti hidup tersesat. semua aktifitas kami itu terus berjalan hingga beranjak SMA, disaat saya duduk di bangku SMA kami semua terpisah, namun hal itu tidak dapat memiahkan kita untuk berkumpul di tempat biasa kami berkumpul dan melakukan Pesta maksiat kami, pergaulan bebas mulai membuat kami tertarik utk menjadi sebuah bandar ganja (pengedar), dan hal itupun terjadi, dan ketika kami sedang santai duduk bercanda ria, tiba-tiba segerombolan polisi datang dan mengobrak-abrik tempat kami, dan dari salah satu teman kami tertangkap, setelah sebulan kejadian penangkapan teman kami, kami pergi ke LP yang ada di daerah saya untuk menjenguk teman kami, setelah usai menjenguk teman kami yang ada di LP, kami kembali ke tempat yang biasa tempat kami berkumpul, untuk melakukan pesta maksiat kami. ternyata kejadian penangkapan teman kami tidak membuat kami jera untuk berhenti melakukan kemaksiatan, dan seiring berjalannya waktu, ketika saya yang akan sebentar lagi lulus bangku SMA, entah apa yang terlintas dipikiran saya tiba-tiba saya mengingat kedua orang tua saya, yang telah bersusah payah membesarkan saya agar menjadi seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tua, taat beribadah hanya kepada allah swt, dan berguna bagi nusa dan bangsanya, namun hal itu sangat berbanding terbalik dengan apa yang di inginkan kedua orang tua saya, dan ketika pikiran itu terlintas, aku mulai berpikir untuk mempertimbangkan antara menjauhkan diri saya dari pergaulan bebas itu dan kehilangan semua teman yg sudah saya anggap sebagai saudara sendiri atau malah sebaliknya tetap menggluti pergaulan bebas dan mempunyai teman banyak, dan ketika itu juga saya mulai berpikir hingga aku menemukan jawabanya, yaitu, dengan cara membicarakan hal ini dengan cara baik-baik kepada semua teman-teman aku, dan hasilnya, teman saya menerima semua pernyataan saya, dan sampai sekarang mereka masih saya anggap seperti saudara sendiri begitpun juga mereka tetap menganggap saya sebagai seorang temannya meskipun kelakuan mereka belum bisa berubah sepenuhnya.
Inilah pelajaran paling berharga dalam mengambil keputusan terberat sepanjang hidupku. Dan telah kukubur rapat-rapat semuanya bersama keinginan untuk menata hidup yang lebih beradap dengan keluargaku yang sangat aku cintai. Aku bersyukur Tuhan masih mengulurkan kasih-Nya padaku, memberikan kehidupan yang sempurna, moril dan materiil meski dosa yang teramat besar pernah menodai perjalanan hidupku.Terima kasih Tuhan. Ibu, bapak. sekali lagi maafkan aku. Kasih Allah senantiasa akan menempatkan kalian di sisi-Nya. Amien.
"Jangan pernah kau sia-siakan kedua orang tuamu, selagi masih hidup. bahagiakanlah mereka. Jangan pernah juga mencoba mendekati pergaulan bebas karena bisa berakibat fatal. Tanamkan ilmu agama dan disiplin yang kuat sejak dini karena akan selalu diingat mereka kalau sudah dewasa. dan jangan pernah mengasari orang yang belum sembuh dari narkoba, dekatilah mereka dengan halus."
0 komentar:
Posting Komentar