Minggu, 21 April 2013

Tugas Ilmu Budaya Dasar (IBD)



MAKALAH KEPEMIMPINAN














oleh: Ridho Hanal Azmi
(16112313)
1ka10
T.A 2013/2014
UNIVERSITAS GUNADARMA







Kata pengantar

                Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkahi kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami gunakan sebagai data dan fakta pada makalah ini.
            Makalah ini memuat tentang “Pengertian Kepemimpinan secara umum dan menurut para ahli, serta teori sifat,  gaya, dan wewenang peran dari kepemimpinan” dan sengaja dipilih karena menarik untuk dicermati. Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami analisa dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
            Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan memperkaya materi di  mata kuliah Kepemimpinan di semester ini. Terima kasih.


Depok, 21 april 2013


 
    
  
Daftar Isi
  Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar belakang
1.2.Batasan masalah
1.3.Tujuan penulisan
Bab 2 Pembahasan
2.1.Pengertian Kepemimpinan secara Umum dan menurut para Ahli
2.2.Teori Kepemimpinan
2.3.Gaya kepemimpinan
2.4.Wewenang kepemimpinan
Bab 3 Penutup
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
3.3.Daftar Pustaka
       
  
Bab 1
Pendahuluan


1.1. Latar belakang
                Kepemimpinan mempunyai arti yang sangat luas, baik itu secara umum,  menurut para ahli, maupun menurut kita pribadi, dan kepemimpinan mempunyai bagian-bagian yang sangat identik dengan sifat-sifatnya atau karakteristik, gayanya, dan apa saja wewenang dari kepemimpinan itu sendiri.
 1.2. Batasan Masalah
                Secara garis besar makalah ini dibuat menjelaskan tentang Kepemimpinan, kepemimpinan mempunyai sebuah teori sifat, gaya, dan wewenang.
 1.3. Tujuan penulisan
                Memberikan pengetahuan kepada pembaca dan masyarakat tentang pengertian dari Kepemimpinan secara umum dan menurut para ahli, serta pembaca dan masyarakat bisa mengetahui sifat-sifat kepemimpinan yang baik, dan gaya, wewenang dari kepemimpinan itu sendiri, serta sekaligus menjadi kewajiban kami sebagai Mahasisiwa, untuk memenuhi tugas yng di berikan oleh Dosen IBD (Ilmu Budaya Dasar).
   
Bab 2
Pembahasan

2.1.pengertian kepemimpinan secara umum  & menurut para ahli

                Dalam mendefinisikan arti dari kepemimpinan ini pasti banyak dari kita mempunyai pendapat yang berbeda, tapi menurut saya pribadi kepemimpinan adalah peranan seorang pemimpin yang dipercayai oleh sebuah organisasi atau komunitas yang dapat membimbing sebuah organisasi atau komunitas itu,  untuk mencapai tujuan organisasi atau komunitas itu sendiri.
Tapi pengertian kepemimpinan secara umum menurut para ahli:
A. T. Hani Handoko: (T.Hani Handoko, Manajmen, BPFE Yogyakarta, 1986, hal 294)
 Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
B. Soewarno Handoyo Ningrat : (Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen, CV. Haji Masagung Jakarta, 1980, hal. 64) Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari 2 pengertian diatas tersebut kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan itu seperti yang telah marak terjadi dalam kehidupan kita, kita harus memilih dulu seorang pemimpin yang kita percayai dan yang mempunyai pemikiran yang cerdas, untuk di jadikan menjadi pemimpin kita. Contohnya: pemilihan presiden dan wakil presiden dll.


2.2.Teori Kepemimpinan
                Dengan mempelajari teori kepemimpinan maka kita akan tahu ciri-ciri / karakteristik untuk menjadi seorang pemimpin, teori-teori  ini adalah sebagai berikut:
A. Teori Sifat
                Teori ini berasal dari dasar pemikiran, bahwa keberhasilan atau kesuksesan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, ciri-ciri atau karakter yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri,  Sifat-sifat itu merupakan sifat fisik dan psikoplogis. berdasarkan sifat-sifat tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses itu ditentukan oleh kemampuan kita sendiri, maksudnya adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, karakter atau ciri-ciri yang tertanam pada seseorang itu sendiri. Oleh karena itu para ahli fisikolog berusaha mengartikan  lebih jauh kualitas seorang pemimpin yang berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan kemudian hasil-hasil tersebut dirumuskan kedalam sifat- sifat umum seorang pemimpin. Usaha tersebut akhirnya melahirkan dan berkembang menjadi teori kepemimpinan atau traits theory of leadership (Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, 1983, hal 278)
Dalam perkembangan teori ini ada empat sifat  umum yang mempengaruhi terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi :
  ·         1.Kecerdasan
Kepemimpin mempunyai tingkat kecerdasan  yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin
·         2.Kedewasaan dan Keleluasaan, dalam sifat ini seorang pemimpin harus mempunyai hubungan Sosial Kepemimpin  dan mempunyai emosi yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktifitas-aktifitas sosial
·         3.Motivasi Diri dan Dorongan Prestasi
Para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsic dibandingkan dari yang ekstinsik.
·         4.Sikap-sikap Hubungan Manusia
Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan kehormatan para pengikutnya dan mampu berpihak padanya.
 B. Kepemimpinan Menurut Teori Kelompok
                Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai tujuan-tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Kepemimpinan yang ditekankan pada adanya suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikut-pengikutnya, melibatkan pula konsep-konsep sosiologi tentang keinginan-keinginan pengembangan perhatian. Pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikut-pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Dengan perkataan lain bahwa para bawahan dapat mempengaruhi pemimpin dengan perilakunya. Perilaku pemimpin akan bisa menjadi faktor motivasi terhadap para karyawan jika:

  1. Perilaku tersebut dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan bawahan sehingga memungkinkan tercpainya efektifitas dalm pelaksanaan kerja.
  2. Perilaku tersebut merupakan komplimen dari lingkungan para bawahan yang berupa memberikan latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan untuk mengefektifkan pelaksanaan kerja. Dan jika dengan cara demikian, maka para bawahan dan lingkungan akan merasa kekurangan.
 C. Teori Situasional dan Model Kontingensi
Teori ini berisi hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi menyenangkan itu diterapkan oleh Fiedler dalam hubungan dengan dimensi berikut ini:

  1.  Hubungan pemimpin dengan anggota
  2.  Derajat dari struktur tugas
  3.  Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat otorita formal
Suatu situasi akan dapat menyenangkan pemimpin jika ketiga dimensi diatas mempunyai derajat yang tinggi. Dengan kata lain, suatu situasi akan menyenangkan jika:
  • Pemimpin diterima oleh para pengikutnya.
  • Tugas-tugas dan semua yang berhubungan dengan pemimpin ditentukan secara jelas.
  • Penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal diterapakan pada posisis pemimpin
 2.3. Gaya Kepemimpinan
                Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang kita tunjukan dan sebagai yang diketahui pihak lain ketika berusaha mempengaruhi kegiatan orang lain.
                Tiga tipe dasar pemimpin sebagai bentuk-bentuk proses pemecahan masalah dan mengambil keputusan, adalah sebagai berikut: (Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen.CV Haji Masagung, Jakarta, 1980 hal. 76)
 A.    Pemimpin Otokratis
 Pemimpin yang bersifat otokratis memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: memberikan perintah-perintah yang selalu diikuti, menentukan kebijaksanaan karyawan tanpa sepengetahuan mereka. Tidak memberikan penjelasan secara terperinci tentang rencana yang akan dating, tetapi sekedar mengatakan kepada anggotanya tentang langkah-langkah yang mereka lakukan dengan segera dijalankan. Memberikan pujian kepada meraka yang selalu menurut kehendaknya dan melontarkan kritik kepada mereka yang tidak mengikuti kehendaknya. Selalu jauh dengan anggota sepanjang masa.
 B.    Pemimpin Demokratis
 Pemimpin demokratis hanya memberikan perintah setelah mengadakan musyawarah dahulu dengan anggotanya dan mengetahui bahwa kebijaksanaannya hanya dapat dilakukan setalah dibicarakan dan diterima oleh anggotanya. Pemimpin tidak akan meminta anggotanya mengerjakan sesuatu tanpa terlebih dahulu memberitahukan rencana yang akan mereka lakukan. Baik atau buruk, benar atau salah adalah persoalan anggotanya dimana masing-masing ikut serta bertanggung jawab sebagai anggotanya.
 C.    Pemimpin Liberal atau Laissez-Faire
 Pemimpin liberal yaitu kebebasan tanpa pengendalian. Pemimpin tidak memimpin atau mengendalikan bawahan sepenuhnya dan tidak pernah ikut serta dengan bawahannya.
                Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas dapat diambil kesimpulan yang baik adalah gaya kepemimpinan yang demokratis dengan karakteristik sebagai berikut: (Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Pt Rineka Cipta. Jakarta 1988. hal 18)

  • ·         Kemampuan mempertahankan organisasi sebagai suatu totalitas dengan menempatkan semua satuan organisasi pada proporsi yang tepat dengan tergantung pada sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi yang bersangkutan pada kurun waktu tertentu.
  • ·         Mempunyai persepsi yang holistik mengenai organisasi yang dipimpinnya.
  • ·         Menempatkan organisasi sebagai keseluruhan diatas kepentingan diri sendiri atau kepentingan kelompok tertentu dalam organisasi.
  • ·         Mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat para bawahannya sebagai makhluik sosial dan sebagai individu yang mempunyai jati diri yang khas.
  • ·         Sejauh mungkin memberikan kesempatan kepada para bawahannya berperan serta dalam proses pengambilan keputusan terutama yang menyangkut tugas para bawahan yang bersangkutan.
  • ·         Terbuka terhadap ide, pandangan dan sasaran orang lain termasuk bawahannya.
  • ·         Memiliki perilaku keteladanan yang menjadi panutan kepada para bawahannya.
  • ·         Bersifat rasional dan objektif dalam menghadapi bawahan terutama dalam menilai perilaku dan prestasi kerja karyawan.
  • ·         Selalu berusaha menumbuhkan dan memelihara iklim kerja yang kondusif dan kreatif bawahan.
  • ·         Usaha Yang Mendukung Kepemimpinan
Adapun usaha-usaha yang mendukung kepemimpinan, antara lain:

1. Mengetahui dan menumbuhkan kebutuhan-kebutuhan para bawahan untuk menghasilkan sesuatu yang bisa dikontrol oleh para pimpinan.
2. Memberikan insentif kepad abawahan yang mampu mecapai hasil dalam kerja.
3. Membuat suatu jalan yang mudah dilewati oleh bawahan untuk menaikan prestasinya dengancara pelatihan dan pengarahan.

4. Membantu para bawahan dengan menjelaskan apa yang bisa diterapkan darinya.
5. Mengurangi halangan-halangan yang bisa membuat frustasi.
6. Menaikan kesempatan-kesempatan untuk memuaskan bawahan yang memungkinkan tercapainya efektifitas kerja.
 2.4. Wewenang Kepemimpinan
                Wewenang adalah hak kelembagaan menggunakan kekuasaan. Hubungan kekuasaan muncul berdasarkan kekuatan fisik, pengetahuan kebijaksanaan, status posisi, atau peranan.Tradisi dan karisma juga menjadi penyebab kekuasaan.
 Seorang pemimpin tentunya memiliki wewenang. Wewenang ini menurut Soerjono Soekanto lebih bersifat hak dari seorang pemimpin daripada kekuasaan. Menurut Max Weber wewenang dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :


1. Wewenang kharismatis
2. Wewenang tradisional
3. Wewenang rasional (legal).


Perbedaan ini didasarkan pada hubungan antara tindakan dengan dasar hukum yang berlaku. Di dalam ketiga bentuk wewenang itu Max Weber memperhatikan sifat dasar wewenang tersebut, karena itulah yang menentukan kedudukan seorang pemimpin yang mempunyai wewenang tersebut.

A.Pemimpin Kharismatis
Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus yang ada pada diri seseorang. Kemampuan khusus ini melekat pada seseorang dan bersifat given, dalam arti pemberian dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang-orang disekitarnya mengakui akan adanya kemampuan tersebut atas dasar kepercayaan dan mitos (taklid), karena pada dasarnya mereka menganggap bahwa sumber dari kemampuan tersebut adalah sesuatu yang berada di atas kemampuan dan kekuasaan manusia pada umumnya. Sumber kepercayaan dan pemujaan karena kemampuan khusus itu setidaknya pernah terbukti manfaat serta kegunaannya bagi masyaraat, walau terkadang masih sebatas sugesti sekalipun. Wewenang kepemimpinan kharismatis tersebut akan tetap bertahan selama dapat dibuktikan keampuhannya bagi seluruh masyarakat. Pemimpian kharismatis berwujud pada suatu wewenang untuk diri orang itu sendiri, dan dapat dilaksanakan terhadap segolongan orang atau bahkan terhadap bagian terbesar dari masyarakat. Jadi, dasar wewenang kharismatis bukanlah terletak pada suatu peraturan (hokum), akan tetapi bersumber pada diri pribadi individu sang pemimpin.
Contoh dari bentuk kepemimpinan kharismatis ini dapat dilihat pada kisah sejarah Nabi dan Rasul dahulu, penguasa-penguasa terkemuka dalam sejarah lainnya dan seterusnya. Bentuk wewenang kharismatis ini memang berasal dan lahir begitu saja; pemberian dari Tuhan atau memang dilahirkan alam

B.Pemimpin Tradisional
Wewenang tradisional dapat dimiliki oleh seseorang maupun sekelompok orang. Dengan kata lain, wewenang tersebut dimiliki oleh orang-orang yang menjadi anggota kelompok. Kelompok mana sudah lama sekali mempunyai kekuasaan di dalam suatu masyarakat. Wewenang tadi dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang bukan karena mereka memiliki kemampuan-kemampuan khusus seperti pada Wewenang Kharismatis. Melainkan kekuasaan dan wewenang tersebut telah melembaga dan bahkan menjiwai masyarakat. Demikian lamanya golongan tersebut memegang tampuk kekuasaan, masyarakat percaya dan mengakui kepemimpinannya. Ciri-ciri utama kepemimpinan tradisional adalah


  1. Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat sang pemimpin yang memiliki wewenang, serta orang-orang lainnya di dalam masyarakat
  2. Adanya wewenang yang lebih tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi
  3. Selama tidak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas.
Sebagai contoh dari kepemimpinan ini adalah kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin adat. Jenis kekuasaan ini lahir dan kemudian melembaga dan dipercayai secara turun temurun.

C.Pemimpin Legal – Rasional
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada system hokum yang berlaku di masyarakat. Sistem hukum disini dipahamkan sebagai kaidah-kaidah yang telah diakui serta ditaati masyarakat, dan bahkan yang telah diperkuat oleh Negara. Pada wewenang yang didasarkan pada sistem hukum harus dilihat juga apakah sistem hukumnya bersandar pada tradisi, agama atau lainnya. Kemudian harus ditelaah juga hubungannya dengan system kekuasaan serta diuji pula apakah system hokum tadi cocok atau tidak dengan system kebudayaan masyarakat, supaya kehidupan dapat berjalan dengan tenang dan tenteram.






Bab 3

Penutup
3.1. Kesimpulan
                Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Untuk menerapkan Manajemen dalam suatu organisasi diperlukan adanya kepemimpinan yang ciri-cirinya berbeda dengan kepemimpinan yang tidak untuk meraih mutu. Manajemen diterapkan dalam organisasi yang melihat tugas organisasinya tidak sekedar melaksanakan tugas rutin, yang sama saja dari hari ke hari berikutnya. Semua sudah ditentukan standarnya, dan kalau kinerja sudah sesuai standar maka bereslah segalanya. Manajemen juga mengenal standar kinerja, tetapi bedanya standar ini bersifat dinamis, artinya standar itu selalu bisa ditingkatkan. Sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan mutu secara berkelanjutan. Untuk itu Manajemen memerlukan kepemimpinan yang mempu-nyai ciri-ciri yang agak khusus seperti yang akan dibahas berikut ini.


3.2. SARAN

Kepemimpinan di ambil dari kata “Pemimpin”, Dan seorang Pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Maka untuk menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin
Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya me-nyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya


3.3. Datar Pustaka
  • T.Hani Handoko, Manajemen, BPFE Yogyakarta, 1986, hal 294 
  • Soewarno Handoyo Ningrat, Pengantar Ilmu Studi Administrasi dan Manajemen, CV. Haji  Masagung Jakarta, 1980, hal. 64
  • Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, PT Raja Grafindo Persada, 1983, hal 278
  • Sondang P Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, Pt Rineka Cipta. Jakarta 1988. hal 18 
  •  http://www.sarjanaku.com/2011/01/makalah-manajemen-kepemimpinan.html



0 komentar:

Posting Komentar